Benar kita Pendosa.
Pengakuan yang tidak
selayaknya, telah kita uraikan secara vulgar.
Aku bingung, kenapa
seperti ini?
Selayaknya kita
berjalan dengan cerita kita masing-masing.
Namun, kenyataannya
kita berjalan dengan cerita yang kita bagi.
Kau terjatuh, aku raih
kau tersesat, aku
tuntun
dan selalu kau balas
dengan hal yang sama
kau tau?
Banyak diluar sana
yang bertopeng.
Mereka fakir akan
pujian.
Takut akan cibiran.
Dan takut dihimpit
bumi yang diam.
Hingga mereka mengadili
pendosa, padahal ia pendosa
(By: Dima)
0 komentar:
Posting Komentar