Memori itu terselip di
ingatanku
Kenangan ketika kau
memainkan rambutku
Mengajakku menatap
derai tetes hujan
Hingga membagi
secangkir kopi hitam denganku
Kau adalah detik yang
tak mungkin terlewati
Kau adalah tapak kaki
yang tak mungkin terlompati
Kini kursi di depanku
membisu
Diam, tapi tatapannya
mengejekku
Ia menahan tawanya
karena melihatku di cafe sendirian
Memainkan rambutku
sendiri
Dan menikmati kopi
hitam tanpa berbagi
Hingga ku dengar sebuah
suara
“Kopi hitam, jangan
terlalu panas. Agak sedikit kental.”
Aku memberanikan diri
untuk memutar wajahku
Kau juga menatapku
Lidahku seketika
menjadi kelu
Ingin menyapamu namun
ragu
Matamu mengatakan jika
kau merindukan aku
Tapi kakimu enggan berjalan
ke arahku
Hingga kau dapatkan
yang kau mau
Kopi favoritmu
Lalu pergi dan kembali
menutup pintu
(By : Olav 'n Dima)
Keren puisinya hehe
BalasHapusterima kasih sudah mengunjungi blog ini :)
BalasHapusNice
BalasHapusTerima kasih mutia, rajin rajin ya kemari :)
BalasHapuskeren nih aku suka yang ini :D
BalasHapusTerima kasih diyana, rajin rajin mampir ya :)
BalasHapus