Selasa, 31 Mei 2016

Kopi Favoritmu, Favoritku






Memori itu terselip di ingatanku
Kenangan ketika kau memainkan rambutku
Mengajakku menatap derai tetes hujan
Hingga membagi secangkir kopi hitam denganku
Kau adalah detik yang tak mungkin terlewati
Kau adalah tapak kaki yang tak mungkin terlompati


Kini kursi di depanku membisu
Diam, tapi tatapannya mengejekku
Ia menahan tawanya karena melihatku di cafe sendirian
Memainkan rambutku sendiri
Dan menikmati kopi hitam tanpa berbagi

Hingga ku dengar sebuah suara
“Kopi hitam, jangan terlalu panas. Agak sedikit kental.”
Aku memberanikan diri untuk memutar wajahku
Kau juga menatapku
Lidahku seketika menjadi kelu
Ingin menyapamu namun ragu

Matamu mengatakan jika kau merindukan aku
Tapi kakimu enggan berjalan ke arahku
Hingga kau dapatkan yang kau mau
Kopi favoritmu
Lalu pergi dan kembali menutup pintu
(By : Olav 'n Dima)

6 komentar: