Jumat, 19 Agustus 2016

Ketika Malaikat Menunggu

Hari-hariku habis memikirkan gerimis yang menimbulkan tangis. 

Jalanan kota adalah musuh bagiku yang tidak bersekutu.

Malam itu kamera tersembunyi sudut kota tidak mengawasi siapa-siapa, ia terbuai oleh kumpulan gugusan bintang yang memabukan lengan dan ingin.

Aku duduk di depan jendela kamar malam itu, menunggu kabar dari asa yang sedang berpacu dalam rasa.


Aku setia menunggu, jangan tanya mengapa. Sebab ini pernah aku lakukan.  

By: Dima

Rabu, 20 Juli 2016

Pijar Gemintang



Tunggu, aku masih ingin di sini
Menatap gemintang yang berjajar dari Selatan ke Utara
Kau bilang jika aku sedang rindu denganmu
Aku hanya harus mengangkat telunjuk kananku
Dan merangkai namamu dari jajaran gemintang itu

Ini sudah hari ke tiga ratus dua puluh tujuh
Sejak kau pergi membelah lautan biru
Dan aku sudah ratusan kali merangkai namamu
Karena ratusan kali pukulan rindu mengenai tepat hatiku

Sabtu, 16 Juli 2016

Jendela Kamar Tidurmu


Tadi malam kau menyaksikan bahwa langit gelap,
Sama dengan jalanan Surabaya ke Malang, sunyi dan senyap,
Yang jauh melintang bebas, seperti dirimu yang tidak terbatas.

Matamu menyaksikan sesuatu yang sulit terucap, namun tegar.
Tanganmu kedinginan dan butuh teman, sama seperti tubuhmu yang butuh pakain.

Jauh sebelum sampai tujuan, kau berhenti di persimpangan.
Karena khayalmu yang pergi tanpa kepastian.
Yang bicara cinta namun hanya harapan.

Pagi ini kau nyanyikan lagu-lagumu, ditemani gitar mudah yang sebaya denganmu.
Tidak ada aku di sana, karna aku di balik jendela tidurmu,
Yang saat senja hilang, dan kembali hadir di gelapnya malammu.

Besok aku di depan pintu kamarmu.
(By: Dima)

Rabu, 13 Juli 2016

Minggu, 10 Juli 2016

Tepat Sebelum Jam 12.00 Malam


Hari hari membakar pikiran,
Tepat sebelum jam 12.00 malam
Antara mimpi dan ingatan, menghantui malam malam,
Sunyi dan pemantik sebagai teman.

Hari ini dan esok adalah harimu,
Mengingat dan diingat adalah pilihanmu,
Mencintai dan dicintai adalah takdirmu,
Persis seperti surga dan neraka.

Hari ini sudut kota penuh sesak,
Anak anak berburu ke taman kota, menghabiskan es krim penuh warna dan rasa
Persis disaat orang dewasa berbagi cinta dan mesra.

Jangan tanya aku di mana,
Aku hanya meneguk segelas kopi panas, dengan sunyi
Tepat di halaman rumahmu.
(By: Dima)