Gemuruh ketakutan dimana mana, seluruh dunia meneteskan air
yang sama, yaitu air mata.
Bumi yang tadinya sesak, kini kian lega.
Sanak saudara hampir punah, pedih perih bagaikan kebutuhan
yang tuhan berikan.
Semua mencoba meredam, namun jejak lirihnya sukar ditebak,
selalu saja ada celah yang mudah ia singgah.
Ia korbankan manusia tak berdosa, keluarganya, dan juga
dirinya, demi pemikiran yang intoleran.
Katanya itu datang dari tuhan. Benarkah tuhan?
Sajak ini buat tuhan, yang mana pun
(By: Dima)
0 komentar:
Posting Komentar